Minggu, 30 November 2008

Jagung Transgenik Tingkatkan Pendapatan Petani

Jagung Transgenik Tingkatkan Pendapatan Petani

Kamis, 23 Oktober 2008 | 14:14 WIB

Kompas. JAKARTA, KAMIS — Potensi jagung transgenik tidak saja meningkatkan pendapatan para petani, tetapi juga dapat mengurangi beban impor jagung nasional karena hasil produksi yang meningkat setiap kali panen. "Sistem transgenik telah membuat pohon jagung lebih tahan terhadap hama dan herbisida," kata Sekretaris Eksekutif Center for Alternative Dispute Resolution Policy and Environment (CARE) Institut Pertanian Bogor (IPB) Dahri Tanjung saat konferensi pers di Gedung Departemen Pertanian, Jakarta, Kamis (23/10).

Dahri menjelaskan, jagung transgenik merupakan jagung biasa atau jagung hibrida yang telah diseleksi untuk mendapatkan contoh yang paling stabil. Sampel tersebut akan dimasuki sifat atau gen bakteri dari serangga yang menyerang tanaman jagung. Ketika ditanam, pohon jagung sudah memiliki semacam antibodi terhadap serangga hingga masa panen tiba.

Saat ini jagung transgenik telah ditanam di kawasan Jawa Timur dan Lampung seluas 1,36 hektar dari 3,4 juta hektar lahan yang ada. Sebanyak 90 persen dari total produksi dipasok ke industri pengolahan jagung dan sisanya dikonsumsi langsung.

Sementara itu, salah satu peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi IPB, Uut Widyastuti, mengatakan, jagung tersebut telah diujicobakan dalam laboratorium dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, saat ini jagung tersebut masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang keamanan pangan. Hal ini disebabkan regulasi mengenai pengaturan makanan layak konsumsi berbeda di setiap negara.

Uut melanjutkan, metode penelitian hingga menjadi produk dan sosial budaya masyarakat menjadi pertimbangan terpenting. "Kami yakin tahun 2009, izin tersebut akan dikeluarkan, mengingat para petani sangat menyambut positif dan kios-kios benih sudah siap menjadi penyalur," tutur Uut. (C12-08)

Tidak ada komentar: